backlinkkuh - Sedikitnya 127 suporter sepak bola dilaporkan tewas di Indonesia setelah terjadi kerusuhan menyusul pertandingan liga Arema FC melawan Persebaya Surabaya.
Beberapa media lokal telah melaporkan angka - yang telah meningkat sepanjang malam - penggemar yang meninggal di lapangan di Stadion Kanjuruhan di Malang setelah invasi lapangan di akhir pertandingan. Banyak pendukung dilarikan ke Rumah Sakit Kanjuruhan setempat dan Rumah Sakit Wava Husada.
Lebih dari 100 orang tewas karena kerusuhan yang terjadi setelah pertandingan Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan Malang, dan tindakan aparat kepolisian memperparah situasi dengan menembakkan gas air mata yang dilarang oleh peraturan FIFA.
Akhmad Hadian Lukita, Presiden Direktur PT Liga Indonesia Baru (LIB), mengatakan : "Kami prihatin dan sangat menyayangkan kejadian ini. Kami turut berduka cita dan semoga ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua."
Akun Twitter resmi Persebaya memposting pada Sabtu malam: “Keluarga besar Persebaya sangat berduka atas hilangnya nyawa setelah pertandingan Arema FC vs Persebaya. Tidak ada kehidupan tunggal yang layak untuk sepak bola. Kami berdoa untuk para korban dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan.”
Semua sisa pertandingan Liga 1 BRI yang dijadwalkan untuk minggu ini telah ditangguhkan setelah insiden tersebut, sementara FA Indonesia telah mengkonfirmasi bahwa Arema tidak akan menjadi tuan rumah lagi untuk sisa musim ini.
Persebaya Surabaya memenangkan pertandingan Derby Jawa Timur 3-2 yang membuat ribuan suporter Arema FC masuk ke lapangan dari tribun penonton. Hal ini menyebabkan beberapa polisi setempat dan anggota Tentara Nasional Indonesia bergerak untuk menegakkan keamanan, dengan pemain Persebaya dikawal keluar lapangan permainan dan ke tempat yang aman.
Media lokal melaporkan bahwa bentrokan kemudian pecah antara pasukan keamanan dan para penggemar di lapangan, dengan benda-benda dilemparkan ke depan petugas keamanan kemudian mulai menggunakan gas air mata. Dilaporkan oleh Suryamalang bahwa ini digunakan baik di fans di lapangan maupun di tribun.
Hal ini dikatakan telah mengakibatkan kepanikan massal di antara para penggemar, karena mereka berusaha untuk melepaskan diri dari gas dan dengan melakukan itu, banyak yang jatuh ke tanah dan secara tidak sengaja diinjak-injak oleh orang lain.
Dikatakan bahwa banyak pendukung mengalami sesak napas setelah menghirup gas, sementara banyak lainnya kehilangan kesadaran di lapangan. Sebuah laporan di media lokal Kompas mengklaim bahwa gas air mata tidak keluar dari area lapangan dan tribun bawah setelah digunakan, sambil menyatakan bahwa pemain dari Arema yang masih di lapangan membawa penggemar yang tidak sadarkan diri ke luar lapangan.
Ketua Umum Mochamad Iriawan mengatakan (via Daily Star ): "PSSI menyayangkan tindakan suporter Aremania di Stadion Kanjuruhan. Kami turut berduka cita dan meminta maaf kepada keluarga korban dan semua pihak atas kejadian tersebut. Untuk itu PSSI segera melakukan penyelidikan. tim dan langsung berangkat ke Malang.”
Setidaknya 153 orang sekarang dipastikan di Rumah sakit , catatan rumah sakit menunjukkan, setelah polisi anti huru hara memojokkan penggemar di antara pertandingan sepak bola Arema dan Persebaya, menembaki mereka dengan gas air mata dan tidak punya tempat untuk lari atau bersembunyi yang mengakibatkan injak gas air mata
Posting Komentar untuk "127 Penggemar Sepak Bola Tewas Dalam Kerusuhan Massal AREMA FC VS PERSEBAYA "